Sudahkah anda mengenal bedah
laparoskopi atau minimally invasive surgery?
Pembedahan terbuka sudah lama
dikenal dalam dunia kedokteran, dimana ahli bedah membuat irisan yang lebar
untuk mencapai lokasi pembedahan. Hal ini menyebabkan terjadinya bekas luka
operasi yang lebar, nyeri pasca operasi yang lebih terasa, lama tinggal di
rumah sakit yang lebih lama dan produktifitas pasien yang terganggu lebih lama.
Kemajuan teknologi telah membawa
perkembangan berarti di dunia ilmu bedah. Penemuan teknik bedah laparoskopi di
akhir abad ke 20 merupakan sebuah revolusi di dunia ilmu bedah yang akan
menggantikan peran teknik pembedahan konvensional atau pembedahan terbuka yang
sudah lama dikenal. Di negara-negara maju hampir 96% prosedur pembedahan pada
penyakit batu empedu dilakukan dengan bedah laparoskopi.
Bedah Laparoskopi
TEKNIK LAPAROSKOPI
Bedah laparoskopi adalah suatu
teknik pembedahan yang dilakukan hanya dengan menggunakan sayatan kecil sekitar
0,5 – 1,5 cm di beberapa tempat untuk bisa mencapai target operasi. Tindakan
ini menggunakan alat bantu seperti kamera kecil, monitor dan
instrumen-instrumen khusus lainnya untuk bisa melakukan pembedahan di dalam
rongga perut melalui pencitraan pada layar monitor dengan menggunakan teleskope
dan sistem endokamera.
Bedah laparoskopi adalah bagian dari
teknik endoskopi atau tepatnya rigid endoskopi. Selain laparoskopi yang
merupakan rigid endoskopi dikenal juga suatu teknik fleksibel endoskopi antara
lain gastroskopi untuk melihat saluran cerna bagian atas, kolonoskopi untuk
usus besar dan endoscopy retrograde cholangiopancreaticography untuk melihat
saluran empedu dan pancreas.
Bedah laparoskopi menggunakan teknik
bedah minimal invasif yang hanya membutuhkan akses minimal ke target operasi.
Akses tersebut biasanya terdiri dari 3 lubang, tetapi dalam perkembangannya
sekarang bahkan ada yang hanya membutuhkan satu lubang di bawah pusar yang
dikenal dengan SILS (Single Incision Laparoscopic Surgery). Lubang pertama
dibuat dibawah pusar yang berfungsi untuk memasukkan kamera kecil yang
terhubung ke monitor ke dalam rongga perut. Lewat lubang kecil itu pula sumber
cahaya dimasukkan. Sementara dua lubang lain dibuat dan diposisikan sebagai
akses untuk masuknya peralatan bedah yang akan digunakan.
Jadi elemen utama dari bedah
laparoskopi adalah penggunaan laparoscope, yaitu suatu alat berupa sistem
telescopic yang dihubungkan dengan video camera dan sumber cahaya ( halogen
atau xenon ) yang digunakan untuk pencahayaan pada saat pembedahan di dalam rongga
perut. Lensa tersebut terkoneksi dengan monitor sebagai panduan ahli bedah
dalam melakukan pembedahan.
KEUNGGULAN
Beberapa penyakit di bidang Bedah
yang penanganannya sering dilakukan dengan prosedur bedah laparoskopi
diantaranya adalah peradangan usus buntu, batu empedu, hernia, perlengketan
usus, tumor usus besar dan penyakit-penyakit pada lambung, pancreas , limpa dan
hati.
Dengan semakin berkembangnya
prosedur bedah laparoskopi ini maka banyak keuntungan yang diperoleh
dibandingkan dengan pembedahan secara konvensional. Keuntungan itu diantaranya
adalah luka operasi yang kecil sehingga secara kosmetik lebih baik, nyeri pasca
operasi dan resiko infeksi lebih minimal, gerakan peristaltik usus pasca
operasi lebih cepat kembali karena minimnya manipulasi ke usus, resiko adhesi
atau perlengketan usus lebih kecil, lama rawat di RS lebih pendek dan masa
pemulihan pascaoperasi lebih cepat.
Sebagaimana dimuat dalam Majalah
Info Cibubur edisi Juli 2012
link :05 Agustus 2017 15:05